gambar cewek pamer memek blogger

Bookmark and Share
Photo Sexy Women: cewek pamer tetek dan memek gambar aura kasih pamer tetek dan memek Photo Hot Top Models Ireland. Cewek Bugil, Model Bugil, Model telanjang dengan toket dan nafsu 3GP, BOKEP, DAN ADEGAN MESUM TERBARU: gadis SMU pamer memek Gambar Bugil Aura kasih pamer memek gambar aura kasih pamer toket dan memek Foto Cewek Pamer Jembut | Toket Gadis Seksi Cewek Telanjang Www Psk Cantik Pamer Memek Cewek Cewek, Voto Cewe Pamer Bokep | Kumpulan Foto Cewek Cewek, Gambar Toket Cewek Foto Cewek Pamer Memek Toket Gadis Cantik Telanjang Foto Cewek Pamer Memek toket gadis cantik telanjang - www.gadishotsex.blogspot.com Foto Cewek Pamer Memek toket gadis cantik telanjang cewek telanjang telanjang hot pamer memek basah Cewek abg smu pamer toket memek gambar telanjang tanpa busana menari erotis. … crot2x.. ngentot abis motok wina dengan cd yg memek basah hot… pamer.gambar cw bugil pamer memek Diatas adalah Foto Cewek Seksi Bugil Pamer Memek Telanjang yang ... gadis pamer toket, memek gadis, toket besar, gambar memek , foto memek dan toket memek Cewek Pamer Cewek ini berpose dengan memakai lingerie, silahkan dinilai bagaimana bentuk nya apakah masih Gambar Cewek Pamer Memek Pake Lingerie Mahasiswi Pamer Memek Foto jembut memek Cewek bugil adegan porno mahasiswi foto memek serta gambar daz studionorton ngintip artis telanjang tante nakal pamer Foto-pamer-memek Check Pamer Memek: Cewek, Bugil, Gadis, Video, Telanjang, Indonesia, Toket, Cantik, Artis, 2010, Tante, ABG, Gambar, Ngentot, Bokep, foto bugil gadis spg sampoerna pamer memek plus toket gedhe

Sebenarnya cerita ini akan saya kirimkan ke rubrik ‘Oh Mama.. Oh Papa’ di majalah Kartini, namun karena ketahuan istri saya, baru sekarang saya menemukan rubrik yang cocok untuk berbagi cerita pada pembaca lainnya.

Bermula dari 25 tahun silam, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Surabaya. Sebagai seorang pemuda perantau yang masih lugu, saya ke pulau Jawa untuk melanjutkan studi dan mengadu nasib. Paman dan Bibi yang tinggal di sebuah kota kecil LM sebelah timur Surabaya sudah dikirimi telegram untuk menjemput saya, namun karena komunikasi yang kurang lancar, sehingga kami tidak bertemu. Dengan berbekal alamat rumah Paman, saya memutuskan untuk langsung berangkat ke kota LM dengan menggunakan bis kota.

Tiba di kota LM sudah menjelang sore hari, dan dalam keadaan lapar saya menuju ke rumah Paman, namun ternyata Paman dan Bibi sudah sejak pagi berangkat ke Surabaya untuk menjemput saya. Berkat kebaikan tetangga (karena sudah diberitahu Bibi mengenai kedatangan saya) Pak Edy dan istrinya Bu Ning (keduanya berusia sekitar 45 tahunan), saya diberitahu untuk tinggal sementara di rumah mereka. Disinilah awal dari inti kisah nyata saya.

Bu Ning sebagai umumnya wanita Jawa setengah baya dan kebetulan belum dikarunia momongan selalu memakai kebaya dan rambutnya disanggul, sehingga penampilan selalu anggun. Bertubuh sekal, pinggul dan pantatnya yang besar, suka tersenyum dan sangat baik.

Malam itu kira-kira jam 19:00 Pak Edy sebagai petugas kantor pos harus lembur malam karena akhir Desember banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sementara saya karena kecapaian setelah menempuh perjalanan panjang tertidur pulas di kamar yang telah disediakan Bu Ning.

Kira-kira jam 11 malam saya terbangun untuk ke kamar kecil yang ada di belakang rumah, dan saya harus melewati ruang tamu. Di ruang tamu saya melihat Bu Ning sedang menonton TV sendirian sambil rebahan di kursi panjang.
“Mau kemana Dik..? Mau keluar maksudnya..?” tanya Bu Ning lagi.
Karena rupanya Bu Ning tidak mengerti, akhirnya saya katakan bahwa saya mau kencing.
“Ohh.., kalau begitu biar Ibu antarkan.” katanya.

Waktu mengantar saya, Bu Ning (mungkin pura-pura) terjatuh dan memegang pundak saya. Dengan sigap saya langsung berbalik dan memeluk Bu Ning, dan rupanya Bu Ning langsung memeluk dan mencium saya, namun saya berpikir bahwa ini hanya tanda terima kasih.

Setelah kencing saya balik ke kamar, namun Bu Ning mengajak saya untuk nonton TV. Posisi Bu Ning sekarang tidak lagi berbaring, namun duduk selonjor sehingga kainnya terangkat ke atas dan kelihatan betisnya yang putih bulat. Sebagai pemuda desa yang masih lugu dalam hal sex, saya tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh, dan hanya menonton sampai acara selesai dan kembali ke kamar untuk tidur lagi.

Pagi-pagi saya bangun menimba air di sumur mengisi bak mandi dan membantu Bu Ning untuk mencuci, sementara Paman dan Tante belum kembali dari Surabaya karena mereka sedang mencari saya disana. Om Edy sudah berangkat lagi ke kantor, tinggal saya dan Bu Ning di rumah. Bu Ning tetap mengenakan sanggul. Beliau tidak berkebaya melainkan memakai daster yang longgar, duduk di atas bangku kecil sambil mencuci. Rupanya Bu Ning tidak memakai CD, sehingga terlihat pahanya yang gempal, dan ketika tahu bahwa saya sedang memperhatikannya, Bu Ning sengaja merenggang pahanya, sehingga kelihatan jelas bukit vaginanya yang ditumbuhi bulu yang cukup lebat, namun hingga selesai mencuci saya masih bersikap biasa.

Setelah mencuci, Bu Ning memasak, saya asyik mendengarkan radio, waktu itu belum ada siaran TV pagi dan siang hari. Siangnya kami makan bersama Om Edy yang memang setiap hari pulang ke rumah untuk makan siang.

Malam harinya Om Edy kembali lembur, dan Bu Ning seperti biasa kembali mengenakan kebaya dan sanggul, sambil nonton TV. Di luar hujan sangat lebat, sehingga membuat kami kedinginan, dan Bu Ning meminta saya untuk mengunci semua pintu dan jendela.

Pada saat saya kembali ke ruang tamu, rupanya Bu Ning tidak kelihatan. Saya menjadi bingung, saya cek apakah dia ada di kamarnya, juga ternyata tidak ada. Saya balik ke kamar saya, ternyata Bu Ning sedang berbaring di kamar saya, dan pura-pura tidur dengan kain yang tersingkap ke atas, sehingga hampir semua pahanya yang putih mulus terlihat jelas.

Saya membangunkan Bu Ning, namun bukannya bangun, malah saya ditarik ke samping ranjang, dipeluk dan bibir saya diciuminya. Karena saya masih bersikap biasa, Bu Ning membuka kebayanya dan meminta saya untuk mencium buah dadanya yang sangat besar dengan puting hitam yang sangat menantang. Saya menuruti dengan perasaan takut, dan ternyata ketakutan saya membuat Bu Ning semakin penasaran dan meminta saya untuk membuka baju dan celana panjang, sehingga tinggal CD, sementara Bu Ning mulai membuka kainnya.

Bu Ning mulai mencium adik kecil saya, dan meminta saya melakukan hal yang sama, dengan mencium vaginanya yang wangi dan merangsang secara bergantian. Sambil mencium vaginanya, tangan saya disuruh meremas buah dadanya yang masih keras dan kadang memilin putingnya yang mulai mengeras, nafas Bu Ning mulai terasa cepat, dan meminta saya untuk membuka CD dan mencium tonjolan daging yang tersembul di mulut vagina. Saya melakukan sesuai perintah Bu Ning, dan ternyata terasa basah di hidung saya karena banyaknya cairan yang keluar dari vagina Bu Ning, sementara Bu Ning mendesis dan mendesah keenakan dan kadang-kadang mengejangkan kakinya.

“Uhh.. ohh.. ahh.. ohh.., terus Dik..!” desahnya tidak menentu.
Meriam saya berdiri tegang dan Bu Ning masih mempermainkan dengan tangannya. Sesekali Bu Ning meminta saya untuk mengulum bibir dan putingnya. Setelah puas dengan permainan cumbu-cumbu kecil ini, Bu Ning kembali ke kamarnya dan saya pun teridur dengan pulasnya.

Pagi-pagi Paman dan Bibi yang rupanya telah kembali dini hari menjemput saya, dan rumah Paman dan rumah Om Edy ternyata bersambungan dan hanya dibatasi sumur yang dipergunakan bersama. Setelah berbasa-basi sebentar, dan Bu Ning katakan bahwa saya sudah dianggap anak sendiri, jadi kalau Paman dan Bibi berpergian, saya bisa tidur di rumah Om Edy. Kebetulan Paman pada saat itu sedang menyelesaikan tugas akhirnya di PTN di kota ML.

Kehidupan hari-hari selanjutnya kami lalui dengan biasa, namun kalau sedang berpapasan di sumur kami selalu senyum penuh arti, dan makin lama membuat saya mulai jatuh cinta kepada Bu Ning, senang melihat penampilannya yang anggun. Sebulan kemudian Paman dan Bibi harus ke Ml, dan saya dititipkan lagi pada Om Edy.

Hari itu adalah hari Jumat. Setelah selesai sarapan, Om Edy pamitan untuk ke BTR karena ada acara dari kantor sampai minggu sore, dan meminta saya untuk menjaga Bu Ning. Setelah Om Edy berangkat, saya dan Bu Ning mulai tugas rutin, yaitu mencuci, dan seperti biasanya Bu Ning selalu mengenakan daster, tanpa CD. Saya diminta Bu Ning agar cukup memakai CD.

Sambil mencuci kami bercengkrama, ciuman bibir dan mengulum putingnya. Saya berdiri menimba air dan Bu Ning jongkok sambil mencium adik kecil saya, atau Bu Ning yang menimba air saya yang jongkok sambil mencium klitorisnya yang sudah mulai mengeluarkan cairan. Ketika kami saling birahi dan sudah mencapai puncak, Bu Ning saya gendong ke kamar. Di ranjang, Bu Ning saya pangku. Sambil mencium leher, samping kuping dan mengulum putingnya (menurutnya kuluman puting cepat membuatnya horny), kemudian Bu Ning mengambil posisi telentang dan meminta saya untuk memasukkan meriam saya yang memang sudah tegang sejak masih berada di sumur.

Karena Bu Ning jarang melakukannya, maka meriam saya perlu dioleskan baby oil agar mudah masuk ke vaginanya yang sudah basah dengan cairan yang beraroma khas wanita. Pahanya dilebarkan, dilipatkan di belakang betis saya, pantatnya yang bahenol bergoyang naik turun. Sambil mencium keningnya, samping kupingnya, mengulum bibirnya, tangan kiri saya mengusap dan kadang menggigit kecil putingnya atau menjilat leher dan dadanya.

“Teruss.. Dikk..! Tekan..! Huh.. hah.. huh.. hahh.. ditekan.. enakk sekali.. Ibu rasanya.. nikmatt.. teruss.., Ibu udah mau nyampen nih.. peluk Ibu yang erat Dikk..!” desahnya mengiringi gerakan kami.
Sementara itu saya merasakan makin kencang jepitan vagina Bu Ning.
“Saya udahh.. mauu.. jugaa.. Bu..! Goyang.. Bu.., goyang..!”
Dan akhir.., pembaca dapat merasakannya sendiri. Akhirnya kami terkulai lemas sambil tidur berpelukan.

Jam 4 sore kami bangun, dan kemudian mandi bersama. Saya meminta Bu Ning menungging, dan saya mengusap pantat dan vaginanya dengan baby oil. Rupanya usapan saya tersebut membuat Bu Ning kembali horny, dan meminta saya untuk memasukkan kembali adik kecil saya dengan posisi menungging. Tangan saya mempermainkan kedua putingnya.
“Teruss.. ohh.. teruss.. yang dalam Dik..! Kok begini Ibu rasa lebih enak..!” katanya.
“Ibu goyang dong..!” pinta saya.

Sambil pantatnya digoyangkan ke kiri dan ke kanan, saya melakukan gerakan tarik dan masuk.
“Oohh.. ahh.. uhh.. nikmat Dikk.. terus..!” desahnya.
Akhirnya Bu Ning minta ke kamar, dan mengganti posisi saya telentang. Bu Ning duduk sambil menghisap putingnya.
“Ohh.. uhh.. nikmat Dikk..!” katanya.
Kadang dia menunduk untuk dapat mencium bibir saya.

“Ibu.. udahh.. mau nyampe lagi Dikk.. uhh.. ahh..!” katanya menjelang puncak kenikmatannya.
Dan akhirnya saya memuntahkan sperma saya, dan kami nikmati orgasme bersama. Hari itu kami lakukan sampai 3 kali, dan Bu Ning benar-benar menikmatinya.

Malamnya kami hanya tidur tanpa mengenakan selembar benang pun sambil berpelukan. Dan keesokan harinya kami lakukan hal yang sama seperti kemarin, dan serasa kami sedang berbulan madu, sampai kedatangan Om Edy.

Pengalaman dengan mentor sex saya ini ternyata dikemudian hari ada juga manfaatnya untuk menghilangkan kejenuhan, karena mengajarkan bagaimana melakukan “foreplay” dengan pasangan sebelum sampai pada puncak permainan. Selain itu timbul suatu kelainan dalam kehidupan sex saya, karena hanya menikmati sex setelah melihat atau membayangkan atau melakukan dengan wanita STW yang berkebaya/sanggul atau rambut disasak.

Akhir bulan Februari tahun berikutnya saya harus berangkat ke Jakarta karena akan melanjutkan kuliah disana. Setiap liburan saya menyempatkan diri untuk berlibur di rumah Paman dan bertemu dengan kekasih saya, dan Mentor sex saya Bu Ning yang selalu mengenakan kebaya dan bersanggul. Dan juga apabila ada kesempatan, kami mengulangi permainan sex dengan pola permainan yang sama.

Demikian kisah nyata ini saya persembahkan untuk para pembaca dan akan bersambung pada kesempatan berikutnya, yaitu perjalanan kehidupan sex saya selanjutnya.

Tamat

Mbak Ami

Sorry kalo aku gak bisa cerita yang bagus. Karena aku gak pernah nulis atau ngarang cerita. Jadi percaya ato gak ini beneran.

Berawal saat aku masih SMP. Dengan pergaulan yang normal sebagai anak laki-laki yang sedang puber. Aku juga pernah liat gambar-gambar porno.Tapi belum pernah liah BF. Di sekolah aku tergolong bukan anak yang nakal tetapi bukan juga pendiam atau pemalu. Standard anak laki-laki lah…

Mengenai sex aku memang sangat pengen banget tahu terutama untuk melihat dan meraba sendiri bagian-bagian vital dari cewek. Pokoknya pengen banget….

Pada suatu saat aku pnya pembantu baru. Ami namanya, tidak cantik dan bodinya pun agak gendut tapi padet kelihatannya. Dia berumur 23 tahun sedangkan aku baru berumur 15 tahun. Ami sangat sabar melayani aku dan adikku perempuan. Memasak, membersihkan rumah, dsb.

Setelah beberapa bulan bekerja di rumahku. Suatu malam aku sendirian ditemani si Ami. Ortu ku dan adikku pergi ke luar kota. Dan Mbak mi pun begitu panggilan kami terhadapnya masuk ke kamar. Karena masih ingin nonton tv aku pun mendesaknya untuk menemaniku nonton tv, namun dia menolak dengan alasan ngantuk. Karena jengkel aku mengancam untuk membuka rok yang dikenakannya. Karena dia tidak menuruti mauku maka akupun membuka rok nya dengan rasa jengkel.

Awalnya tidak memiliki maksud jorok, namun setelah tahu isi di dalam roknya akupun terdiam dan benar-benar kaget. Karena baru pertama kalinya aku melihat Vagina, karena ternyata mbak mi tidak memakai celana dalam.

Dengan cuek sambil membaca majalah diapun merasakan kenikmatan saat aku mencoba memegang vaginanya.

Karena aku tidak tahu apa yang harus dilakukan maka kutinggalkan dia. Besok malamnya aku pun mengulangi lagi di ruang tv saat kita nonton tv bareng. Namun kali ini mbak mi yang memang lebih tua dariku mulai agresif.

Diremas-remas penisku sampai tegang.Tapi aku tetap tidak tahu apa yang harus dilakukan.Sampai diapun pindah masuk ke kamarnya. Aku yang penasaran akhirnya juga mengikutinya setelah beberapa saat di masuk. Dan tertanya saat di kamar nya dalam keadaan tidur mbak hanya mengenakan BH dan Sarung.

Kudekati pelan-pelan di tengah remang-remang kamarnya. Kulepas sarungnya sambil kuelus elus memeknya. Dan juga toketnya yang ternyata BH nya tidak dikaitkan. Gila pertama kali aku liat toket gede and kenceng gitu. Aku coba cium memeknya, agak pesing dan basah. cuma baunya merangsang banget. Dia pun yang pura – pura tidur lalu berbicara lirih untuk menyuruhku naik ke ranjangnya. Kembali dia meremas-remas kontolku dan mengocoknya. Enak puoollll…. setelah penisku berdiri dengan polos aku tanya “dimasukin dimana….???” terua dia membuka selangkangannya dan membimbing penisku ke lobang memeknya. Nikmat banget, becek tapi masih sempit banget. Bulu di memeknya itu loh lebat banget. Beberapa kali goyangan mbak mi membuatku merem melek.. Dan tiba-tiba Crroo….tttttt, di dalam vaginanya spermaku ksemprotkan. Dan aku baru sadar bahwa Perjaku telah kuberikan pada Mbak mi.

Seterusnya kayaknya gak perlu aku cerita lagi. Karena dengan bertambahnya umurku variasi gaya permainan sex mulai banyak.

Yang ingin aku ceritakan bahwa hubungan yang tanpa status ini aku jalani selama 10 tahun tanpa diketahui oleh ortu dan adikku. Saat ada keluargaku mbak seperti biasa melayani aku sebagai adiknya. Tetapi saat ada kesempatan kita selalu ngentot dan hampir tiap hari. Memang dia tidak terlalu agresif seperti cerita-cerita yang lain. Dia juga gak pernah langsung minta. Bahkan aku yang agresif, sampai kadang dia menolak tapi tetep aja malu-malu kucing..

Dan setelah 10 tahun dia menikah dan punya anak.. Tahun kemarin 2006 bulan dec.. mbak mi yang sudah berumur 38 tahun mengunjungi keluargaku bersama anak dan suaminya.

Saat suami dan anaknya tidur siang dan keluargaku pergi, kami ngobrol berdua menanyakan kabar masing-masing. Kita pun bernostalgia sambil tersenyum. Saat itu kami pun melakukan nostalgia juga di kamarku. bedanya kali ini dia sangat agresif dan beringas karena memang dia juga kangen sama aku. Kami melepas kerinduan dan nafsu kami selama beberapa jam sampai sore dan malamnya mbak mi dan keluarganya pamitan untuk pulang. Dia tersenyum kepadaku karena rasa kangennya telah terpuaskan.

Pembaca, saat ini aku bisa membuktikan bahwa First Time saat aku ML adalah saat yang tidak bisa terlupakan, dan aku merasakan kalo aku gak bisa lupain kenikmatan dengan mbak mi. Dan sampai sekarang pun kami masih sering contact dan ketemu serta ML meskipun tidak sering, karena dia dan keluarganya pindah ke kota tempatku sekarang.

Cewek ku cantik banget dan sexy tetapi aku tetep gak bisa puas karena aku merasa lebih puas dengan mbak mi meskipun di jelek dan gak sexy bahkan usianya sudah 38 tahun dan hampir 40 tahun sekarang.

Sekian dulu pengalamanku. Mungkingak ada pengalaman lain yang dapat aku tulis, karena pengalaman ini satu-satunya yang pernah aku alami dan tidak seorangpun yang tahu.